EDUKASI PENGELOLAAN SAMPAH

Sebagai upaya bersama dalam membentuk kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah dengan baik dan benar, perlu diadakannya kembali edukasi mengenai pemilahan sampah serta pengolahan sampah organik di Desa Katekan. Hal ini juga sejalan dengan instruksi Bupati Temanggung Bapak M. Al Khadziq yakni Temanggung Bebas Sampah. Kegiatan ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan sampah di Desa Katekan terutama agar mengurangi volume sampah yang terkumpul di Bank Sampah Desa, dengan adanya pengolahan sampah organik yang telah diolah oleh masing-masing rumah tangga.

Kesadaran masyarakat di Desa Katekan untuk memilah sampah masih kurang. Hal itu ditunjukkan dengan kebiasaan masyarakat yang membuang sampah dengan cara menjadikan beberapa jenis sampah menjadi satu. Misal, limbah rumah tangga seperti sisa makanan masih sering dijadikan satu dengan sampah yang bisa didaur ulang seperti limbah plastik. Kebiasaan seperti itu mempersulit proses pengelolaan sampah karena limbah plastik yang seharusnya dapat langsung didaur ulang namun harus melalui proses sterilisasi terlebih dahulu. Selain masalah tersebut, terdapat penumpukkan sampah di titik - titik tertentu yang dikarenakan kurangnya SDM dan fasilitas untuk proses pengambilan sampah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Oleh karena itu, KKN UNY tahun 2022 mengambil tindakan untuk mengadakan edukasi pengelolaan sampah. Dalam kegiatan edukasi tersebut, KKN UNY mengundang dua narasumber yaitu, Bapak Rochmad Dwiyanta dari DPRKPLH (Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan, Permukiman, dan Lingkungan Hidup) dan Bapak Muhari FPD (Fasilitator Persampahan Desa) dari Desa Campursari. 

Narasumber pertama yaitu Bapak Rochmad Dwiyanta menjelaskan bahwa sampah itu dibagi menjadi dua yaitu, sampah organik dan non organik. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah busuk dan hancur secara alami. Contohnya yaitu sayuran, daging, daun, dan lain-lain. Sedangkan, sampah non organik adalah sampah yang berasal dari mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Contohnya yaitu plastik, kaleng, dan lain-lain. Dampak sampah terhadap kesehatan dan lingkungan yaitu, sampah dapat menjadi tempat berkembangbiaknya penyakit dan sampah sebagai pencemar lingkungan seperti air, tanah, dan udara. Selain itu, menurut Bapak Rochmad Dwiyanta terdapat tiga cara pengelolaan sampah yaitu, reduce, reuse, recycle. Reduce yaitu mengurangi sampah dan menghemat pemakaian barang. Reuse yaitu upaya untuk menggunakan kembali sampah secara langsung. Recycle adalah mendaur ulang barang yang bisa didaur ulang. Pemikiran terdahulu mengatakan bahwa terdapat tiga tahap dalam melakukan pengelolaan sampah yaitu, kumpul, angkut, lalu buang. Namun, hal tersebut menimbulkan masalah baru seperti daya tampung TPA yang terbatas sehingga kondisi sampah menjadi tidak teratur. Maka dari itu solusi yang dapat dilakukan adalah mengubah gaya hidup dengan memilah sampah organik dan non organik. Selain memilah, dapat dilakukan juga daur ulang dengan cara memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang lebih berguna dan memilah sampah sesuai dengan jenisnya.

Narasumber kedua yaitu Bapak Muhari menjelaskan tentang pemanfaatan sampah organik yang bisa dibuat menjadi pupuk organik. Keuntungan sampah organik dalam pembuatan pupuk organik yaitu, kandungan baik, pupuk mengandung bakteri baik, pupuk mengandung PH normal dan ramah lingkungan. Proses pembuatan pupuk organik membutuhkan bahan yaitu sampah organik, pupuk kandang, air, EM4, urin kelinci atau kambing, urea, dan garam krasak. Proses pembuatan pupuk organik melalui 4 tahap yaitu, sampah ditaburi garam dan pupuk kandang, kemudian disiram air dan urin, lalu diberi EM4 untuk mengurai, selanjutnya didiamkan selama 21 hari hingga menjadi pupuk organik. 

Dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa permasalahan sampah sampai sekarang masih belum bisa diatasi dengan maksimal, cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengubah gaya hidup dengan memilah sampah. Memilah sampah dapat dimulai dari rumah atau diri sendiri. Kemudian bisa membentuk bank sampah karena tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi sampah namun juga bernilai ekonomi.

Selanjutnya dapat diterapkan juga pengolahan sampah organik menjadi pupuk. Pupuk yang dihasilkan memiliki kandungan yang baik, dan ramah lingkungan. Jadi mari memulai dari diri sendiri untuk memilah dan mengolah sampah, supaya masalah sampah dapat teratasi.

 


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat